Pages

  • your image alt

    Slider Title 1

    Terkadang kisah yang terjadi pada orang lain, bisa saja terjadi pada kita. Yang harus kita lakukan adalah jangan lakukan kesalahan yang sama yang akan membuat penyesalan akhirnya...

  • your image alt

    Slider Title 2

    Terkadang kisah yang terjadi pada orang lain, bisa saja terjadi pada kita. Yang harus kita lakukan adalah jangan lakukan kesalahan yang sama yang akan membuat penyesalan akhirnya...

  • your image alt

    Slider Title 3

    Terkadang kisah yang terjadi pada orang lain, bisa saja terjadi pada kita. Yang harus kita lakukan adalah jangan lakukan kesalahan yang sama yang akan membuat penyesalan akhirnya...

Silahkan Saja

Kadang aku memilih beberapa hal yang salah. kadang aku memutuskan untuk melalui jalan yang salah.

Aku selalu mempunyai pilihan dalam hidup. Pilihan untuk maju atau mundur, bertahan atau melepas, sakit atau bebas. Aku selalu punya pilihan atas hidupku.
Matamu melihat, namun buta akan hadirku.

Telingamu mendengar, namun tuli akan perhatianku.

Bibirmu bicara, namun bisu akan sapaanku.

Tanganmu bergerak, namun kaku akan tangisku yang butuh pelukan.

Aku penasaran, apa kamu hanya bermain peran di hadapanku? Kamu memainkan peran seolah-olah kamu membutuhkan aku lebih dari siapapun, kamu muncul di hadapanku, menebar senyum dan kebaikan, hanya untuk memperoleh perhatianku lalu kamu akan menghempaskannya.

Aku penasaran apa yang kamu rasakan saat kamu berhasil menarikku, menjebak aku ke dalam pesonamu, memenjarakan hatiku dan membuatnya menjadi serpihan debu.

Aku penasaran apa yang kamu rasakan setiap aku menulis tentangmu, menulis tentang sesuatu yang aku harapkan menjadi kita, menulis tentang betapa aku menginginkanmu, menulis betapa aku berharap kamu akan datang suatu saat nanti.

Aku ingin tertidur.

Aku ingin tertidur untuk melupakanmu, aku ingin tertidur untuk membuatku nyaman akan semuanya, aku ingin tertidur untuk menghapus kutukanmu. Aku ingin bermimpi, ingin menghentikan kekonyolan ini meskipun dalam mimpi




"Akan selalu ada saatnya hati menjadi retakan bahkan pecahan.."

Aku tidak menjanjikan sesuatu yang lebih atas diriku. Aku pun selalu ingat bahwa hatiku bukan sebuah besi yang tidak akan dengan mudah hancur. Aku selalu menjaga agar hatiku tidak meleleh dengan mudah, begitu pula dengan kekokohan hatiku, akupun selalu menjaganya agar tidak mudah retak.
Tapi hatiku bukan air yang tidak pernah habis. Bukan pula udara yang dihembuskan secara gratis. Aku selalu ingin menjaga keutuhan hatiku, aku juga selalu mencoba untuk menjaga agar hatiku bisa menyelimuti kegelisan di seluruh tubuhku.

Aku mulai lelah.. Aku mulai tidak sabar melihatmu. Aku sudah bosan dengan segala janji dan ucapanmu. Aku sudah tidak ingin menjadi bantalan di hatimu.

Salahkah aku jika aku meminta kejelasan atas hubungan kita?

Ada saatnya hati kita akan merapuh, memudar, melemah dan enggan untuk bertahan. Aku rasa aku telah mencapai puncaknya. Aku sudah lelah dan enggan lagi bertahan dengan sikapmu.
Aku terpaksa melupakanmu di saat aku mulai menikmati rasa sayangku terhadapmu.

Apa kamu sadar aku selama ini di sampingmu?

Mungkin kamu lupa bahwa hanya aku, satu-satunya yang dengan rasa bebal mampu mendengar airmatamu, mampu menerjemahkan sakit hatimu, dan mampu menerimamu yang masih memiliki obsesi terhadapnya.
Aku bukan malaikat yang dengan semua kelebihannya bisa terus berada di sisimu dan menerimamu terus menerus yang masih belum membuka hatimu seutuhnya untukku. Aku tahu hatiku telah berusaha sebisa mungkin untuk menahan semua ini.

Kamu harus tahu, hatiku sudah tercemar radiasi nuklir dari ledakan amarahmu saat dia mengabaikanmu. Hatiku sudah tercampur dengan limbah airmata saat dia meninggalkanmu dengan harapan kosong.

Kamu lebih memilihnya bukan daripada aku? Berarti kamu harus siap untuk kehilangan sosokku. Aku penasaran apa ada sosok lain yang mampu bertahan seperti aku bertahan sekuat tenaga mengerti posisimu.

Aku telah membiarkan kamu membentuk retakan kecil di hatiku, salahku. Tapi aku tidak akan membiarkan pecahan hatiku jatuh karena sikap bodohku mempertahanku.

Terimakasih telah memberi asupan perhatian padaku, mendonorkan pundakmu untuk menahan tangisku. Tapi aku berhenti sekarang.
Silakan kejar dirinya, dan jangan pernah pedulikan aku lagi. Aku selesai denganmu.

Read More
Selasa, 03 September 2013 0 komentar

Salahkah??

Disaat beberapa orang mencoba mempertahankan cintanya dalam hubungan, beberapa yang lain, mencoba menjadi penghancur hubungan.

Aku menyesap kopiku yang perlahan menjadi dingin. Sepertinya aku kalah start dengan udara, ya, udara penghancur hubunganku dengan kopi hangatku. Udara ini bisa dibilang orang ketiga dalam hubunganku dengan kopi ini. Lucu ya?

Aku memejamkan mataku mencoba mengingat beberapa kisah temanku yang kurang lebih miris, hubungan mereka hancur karena orang ketiga. Aku ingat mereka menangis dan memaki para orang ketiga itu, mereka merutuki sang kekasih dari kekasihnya. Hubunganku pun pernah kandas karena orang ketiga. Rasanya? Jangan ditanya. Sakit banget!

Tapi, akupun pernah menjadi orang yang menyakiti beberapa orang karena memilih jalan sebagai 'orang ketiga'. Aku ga munafik, menjadi orang ketiga dan merusak beberapa hubungan itu cukup menyenangkan. Bahkan bisa dibilang aku ketagihan menjadi orang ketiga.

Menjadi perusak bukan jalan yang baik, malah seharusnya tidak menjadi pilihan. Tapi apa iya orang ketiga selalu salah dalam suatu hubungan yang kandas?

Aku berpikir secara jernih, suatu hubungan perselingkuhan ga akan pernah bisa berjalan kalau orang yang telah memiliki hubungan ga tergoda sama yang lain. Nah, mungkin nantinya akan muncul pernyataan, "Ga akan tergoda kalo ga ada yang menggoda!" Bener juga sih ya, tapi tunggu dulu, orang ketiga ga selalu menggoda untuk mendapat perhatian dari si pemilik hubungan..

Jadi, si Selingkuh itu salah.

Si Orang Ketiga juga seharusnya sadar kalau-kalau si Selingkuh sudah memiliki hubungan dengan si Pacar. Kalau aja dia sadar dan ga menerima ajakan si Selingkuh untuk menjalin hubungan gelap, mungkin tidak akan ada hati yang sakit karena perselingkuhan.

Jadi, si Orang Ketiga juga salah.

Perselingkuhan tidak akan terjadi kalau si Selingkuh dan si Pacar memiliki hubungan yang harmonis dan cukup komunikasi. Hubungan yang harmonis ga hanya tentang selalu mesra-mesraan atau ketemu setiap waktu juga, tapi lebih ke 'nyaman'. Kalau si Selingkuh merasa nyaman dengan si Pacar dan si Pacar bisa membuat si Selingkuh nyaman, perselingkuhan ga akan pernah terjadi.

Jadi, si Pacar salah juga

Aku tersenyum sendiri menguraikan cara berpikirku yang mungkin kurang bisa diterima beberapa orang, ralat, sebagian besar orang mungkin, tapi andaikan kalian bisa berpikir jernih, memang seperti itulah adanya.

Dalam suatu hubungan, harus selalu ada faktor kenyamanan. Karena tanpa rasa nyaman, hubungan akan menjadi debu, hancur terbawa angin.

Dalam perselingkuhan, semua pihak yang terlibat salah. Karena jika semua terjadi seperti yang seharusnya, setiap pihak ga akan mencari kesenangan lain.

Dan, Orang Ketiga itu ga salah. Mereka malah telah berjasa menyadarkan kalian kalau hubungan kalian sudah ga sehat. Dengan atau tanpa mereka, hubungan kalian akan segera hancur.

Jadi, sudah sebaiknya kita berterimakasih sama Orang Ketiga, sebenarnya merekalah penyelamat hati kalian. Mereka hanya sosok yang kalian salahkan atas kelalaian kalian menjaga hubungan tetap nyaman. Kalian harus tahu, beberapa dari mereka, mungkin hanya secara tidak sengaja menjadi Orang Ketiga, beberapa dari mereka, mungkin merasa tersudut dengan cacian kalian, dan beberapa dari mereka mungkin tidak bermaksud membuat kalian luka.

Menjadi Orang Ketiga itu pilihan, setiap manusia berhak memilih jalan hidupnya masing-masing, dan kita harus menghargai setiap pilihan yang diambil orang lain..

Read More
0 komentar

Aku Bukan Dia

Aku menutup mataku dan mengusap peluh di dahiku. Perbincangan denganmu kali ini sangat menguras emosiku. Aku, yang biasanya tenang dan tanpa emosi, dibuatmu menjadi sangat amat pemarah.
Apa salah jika aku memintamu untuk melupakannya? Melupakannya. Bukan mulai melupakannya. Aku lelah dengan semua alasanmu, dengan semua omong kosongmu yang hanya menyakiti hatiku.
Dulu aku selalu percaya semua kata-katamu. Semua, apa perlu kuulangi dan kupertegas?
"Tenanglah, aku sudah belajar mengikhlaskannya.."
"Aku sudah muak dipermainkan olehnya. Mungkin ini saatnya aku pergi darinya."
"Aku sudah tidak terlalu memikirkannya."
Ya, selalu kalimat itu yang kau ungkapkan setiap aku memintamu meninggalkannya, Memintamu melupakan semua tentangnya.
Berat memang, tapi aku selalu berusaha mempercayaimu. Mempercayai setiap kata yang kau ucapkan. Mencoba mengerti apa yang kau rasakan.
Naif? Ya, sangat.

Aku tidak pernah melakukan banyak hal untuk laki-laki sembarang. Bahkan aku hanya berkorban untuk cinta pertamaku. Dan itu sudah sangat lama.
Bahkan aku lupa rasanya tersenyum dengan tulus saat diberi perhatian, lupa bagaimana aku bisa melakukan hal bodoh untuk menunjukkan segala hal padanya, tapi sepertinya amnesia sementaraku telah kamu sembuhkan.
Kamu, dengan bermodal ketulusan mulai mengisi hari-hariku. Ya, dipenuhi canda, tawa, perhatian, kasih sayang, dan ah apa mungkin cinta?

Aku mulai merasakan hal yang dulu aku lupakan. Aku mulai mengingat rasanya ingin melakukan sesuatu untuk laki-laki. Karena kamu.

Kamu telah menjadi penawar luka dan dendam di hatiku. Kamu telah membuatku melupakan segala luka dan berani melakukan hal bodoh untuk membuktikan kepedulianku padamu. Singkat kata, aku mencintaimu.

Tapi, apakah khayalanku akan berakhir dengan indah?
Sayangnya kamu telah memilikinya, dia yang mengisi relung hatimu dengan amat sangat dalam. Dia yang telah mengukir namanya di hatimu dengat sangat kuat.
Lalu, aku bisa apa?

Aku hanya hidup dibawah bayang-bayang dirinya. Kemanapun dia pergi, selalu aku disana, bukan secara realita, namun kamu menganggapku begitu.
Aku seperti tabung oksigen bagimu, yang hanya dicari saat kamu kehilangan oksigen di udara.. Ya, oksigen itu dia.
Aku hanya pilihan keduamu disaat dia telah membuangmu.

Jadi, akankah aku sekekal dia? Ah, aku bukan dia. Aku hanya bayangannya bagimu. Selalu.

Read More
0 komentar

Jangan Meminta Sebuah Alasan

Aku memandangi jam di pergelangan tangan kiriku, sudah 30 menit aku diam menunggumu disini, di tempat yang telah kita sepakati. Di sebuah taman yang indah, di hadapan ribuan tetes air yang menjadi satu, dan di sebuah bangku panjang tempat kita biasa berbagi cerita. Aku semakin cemas menanti kehadiranmu, menanti kamu yang sudah sekian lama aku kagumi walau tanpa pernah aku ucapkan. Aku memandangi sekelilingku, terdengar alunan musik jangkrik yang menemani dan sorotan lampu terang nan hangat yang dikerubungi binatang terbang malam. Aku memejamkan mataku mencoba mengingat apa yang telah terjadi diantara kita. Kita? Aku bahkan tidak yakin kamu merasa nyaman jika aku menyebut kita.

Aku berdiri dari dudukku yang sia-sia, menatap ke jalan setapak yang biasa kita lalui, mencoba mencari sosokmu. Aku mendesah putus asa, apa mungkin kamu lupa untuk memenuhi janji yang telah terucap? Atau mungkin kamu... Ah sudahlah, aku menepis bayanganmu dari pikiranku. Aku menunduk mengambil sebongkah batu kecil yang lumayan kotor, aku menggenggam batu itu dengan marah, lalu melemparkannya kasar sehingga terdengar bunyi riak air yang keras. Aku mencoba menahan kekecewaanku yang mungkin sudah kesekian kalinya terhadapmu, aku menahan tangis yang seolah memaksa untuk kuluapkan karena luka yang kamu buat.

"Hei, maaf aku terlambat datang." Terdengar suara berat yang sangat aku kenali. "Sudah berapa lama kamu disini? Tampangmu kacau sekali." Lanjutmu sambil tersenyum jahil.
"Ah sudah, tak apa. Aku baru sekitar 40 menit ada disini." Aku memasang wajah tanpa ekspresi seperti biasanya.
"Ah kau pasti hendak menyindirku pedas ya? Sudah, ayo temani aku makan. Aku lapar sekali." Katamu sambil menarik lenganku dan membubuhkan rangkulan di pundakku.
"Dasar kamu ini. Sudah terlambat datang dan membiarkan aku dikerubungi semut sekarang kamu dengan seenaknya memaksaku menemanimu makan." Aku mengikutimu sambil membersihkan kotoran di tanganku.
"Hahaha.. Begitulah aku." Jawabmu sambil tertawa, dan aku melihat kamu menatapku sekilas, namun tanpa berkomentar atas telapak tanganku yang memiliki bercak tanah.

***

Aku terduduk di sampingmu yang tengah mengemudikan mobil. Aku kedinginan dan menggigil, bukan karena suhu yang terlalu rendah atau karena aku memakai pakaian yang tipis, namun karena sikapmu yang selalu berubah dingin secara tiba-tiba. Aku menyentuh pundak dimana tadi tanganmu memberi rangkulan, hangat, namun tak pernah cukup karena kamu memberinya bukan dengan hatimu. Aku mendadak menjadi sendu dan seakan ingin menangis. Kupandangi tanganku yang kotor karena tadi belum sempat aku bersihkan.

"Di dalam laci di hadapanmu ada tissue basah." Aku mendengar suaramu yang berkata dengan lembut. Dan tanpa aku sadari, aku terbengong mendengar suara lembutmu yang hampir tidak pernah ku dengar. "Apa? Kamu tidak mendengarku?" Suaramu mengagetkanku lagi.
"A..aku mendengarmu." Aku menjawab dengan terbata.
"Lalu, kamu tunggu apa lagi? Cepat ambil. Tanganmu kotor sekali. Apa sih yang kamu lakukan tadi sembari menungguku?"
"Sejak kapan kamu sebegitu perhatiannya padaku?" Aku memberi komentar pedas sambil mengusap tanganku dengan tissue. "Pasti dia meninggalkanmu lagi, atau menyakitimu lagi, makanya kamu bersikap sebaik ini padaku. Aku sudah biasa menjadi bantalanmu."
"Ah, kamu memang selalu begitu. Sarkastik." Katamu sambil tersenyum.

Aneh. Sungguh aneh, karena kamu bisa begitu lembut dan perhatian terhadapku. Aku mencoba mengusir pikiranku tentang kemungkinan kamu hanya menjadikanku pelarian, seperti biasanya. Aku kembali asyik dengan lamunanku. Apalagi kalau bukan tentang kamu, dan kamu juga kembali sibuk dengan jalanan ibukota yang semakin ramai. Aku terdiam, memikirkanmu, lagi. Kali ini bukan hanya kamu yang ada di pikiranku, namun juga dia. Lamunanku semakin dalam saat kamu memberhentikan mobil dan mengajakku turun. Dan lagi-lagi aku ternganga, ini seperti bukan kamu yang biasanya.


"Aku sedang ingin makan disini. Bukan masalah untukmu kan?" Tanyamu sambil menatapku yang semakin bingung akan tingkahmu.
"Sebenarnya ada apa? Apa yang dia lakukan padamu?" Aku menatapmu sinis.
"Kamu ini kenapa sih?" Aku mendengar nada suaramu berubah.
"Aku hanya ingin tahu. Seperti biasanya. Aku selalu siap menjadi bantalanmu di setiap dia membuangmu, namun aku harus tahu kali ini ada apa. Aku sudah menemanimu sekian lamanya, namun tanpa kamu jelaskan apa yang terjadi. Aku ingin tahu kali ini." Aku balik menatap matanya, dengan mata yang dibulatkan aku seolah menantangnya, sedangkan jemariku terkepal menahan amarah.
"Aku tidak ingin membicarakan ini." Kamu membuang wajahmu dan mulai menyesap minumanmu.
"Aku ingin membahas ini.Aku hanya lelah dijadikan ramuan luka untukmu tanpa tahu apa yang kamu derita." Aku memohon sambil memegang tanganmu.
"Kamu sudah tahu garis besarnya. Dan apalagi yang ingin kamu ketahui? Alasan aku tadi terlambat menemuimu?"
"Salah satunya." Aku mencoba menegarkan hatiku. Aku tahu kata apapun yang keluar dari bibirnya pasti akan menyakiti hatiku, dan aku harus siap dengan segala konsekuensinya.
"Aku menemuinya. Dia memintaku menemuinya, dan aku seolah terhipnotis olehnya."
"Lalu?" Aku semakin menuntut penjelasan, mataku mendadak terasa panas seolah ingin mengeluarkan air.
"Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan ini, aku tidak ingin membuatmu terluka." Dan kamu kembali menghindar.

Kali ini aku mengalah, bukan karena aku sudah tidak ingin mendengar penjelasannya. Aku ingin menetralkan perasaanku dan mencegah ledakan airmata yang hendak keluar.Aku semakin merasa rapuh dan seolah tak bertulang. Kata-katamu yang seolah menjagaku dari rasa sakit malah semakin mencabikku. Sikapmu yang mendadak hangat malah makin membuatku tergerogoti tanpa ampun. Aku hanya ingin kejelasan, meskipun aku tahu kejelasan itu akan membuatku terluka. Aku hanya ingin kejujuran, bukan sikap pura-pura ini. Aku kembali merasa hancur, bahkan sebelum aku tahu yang sebenarnya. Harusnya aku mengetahui ini dari awal aku menyukaimu, aku harusnya tahu bahwa dia tidak akan pernah bisa pergi dari hatimu, dan harusnya kau tahu bahwa aku harus siap menanggung semua yang akan terjadi bila aku terus menerus berada di dekatmu.

"Dia memintaku untuk menjauhimu." Suara berat yang hangat itu terdengar bagai hujaman petir di dalam hatiku.
Aku mengangkat wajahku dan tersenyum, "Lalu?"
"Aku tidak bisa mengatakan tidak padanya.." Kamu menunjukkan wajah memelas seperti anak kecil yang dipaksa orangtuanya untuk membuang mainan kesayangannya.
"Dan?" Aku mencoba menahan terjangan panas dikedua mataku.
"Aku minta maaf. Aku harus melakukannya." Lagi-lagi kamu memberiku tatapan yang hangat dan aku kembali merasa lunglai di seluruh tubuhku.
"Jadi kamu menganggap pertemuan ini adalah perpisahan kita, sehingga kamu bersikap sangat aneh kepadaku?" Aku mulai mengerti arus pembicaraan ini. Dan kulihat kepalanya mengangguk dengan lemas.

***

Jadi, disinilah aku. Berada di sampingmu, melihatmu yang tengah serius mengatur laju mobilmu, untuk yang terakhir kalinya. Aku mencoba menahan apa yang aku rasakan, aku mencoba menahan sakit atas gigitan kenyataan yang membuat memar dan bengkak di sekujur tubuhku. Aku mencoba mengerti apa yang kamu putuskan, dan aku mencoba menempatkan diriku di posisimu.

Aku memandangi wajahmu. Aku akan selalu mengingatnya. Bibir yang seakan tak bosan mengeluarkan canda dan senyum nakal, mata yang selalu menatapku di kala aku berbicara, tangan yang selalu siap memberiku genggaman di kala aku hampir menangis, pundak yang pernah menjadi tempat aku meluapkan airmataku, dan tubuh yang seringkali mendekapku dan memberiku rasa nyaman. Aku harus merelakanmu. Merelakan? Ah bahkan kamu bukan milikku. Dan belum pernah jadi milikku. Dan (lagi) tidak akan pernah jadi milikku.

Waktu terasa begitu cepat berlalu, perjalanan pulang yang biasanya disesaki kendaraan sialan lain seakan hilang dan membuat ini semakin cepat. Aku sudah hampir sampai di rumahku. Dan sialnya aku belum puas memandangimu, dan aku masih ingin ada di dekatmu. Aku mencoba melenyapkan ketakutanku yang akan kamu tinggalkan. Siapa lagi yang akan menjadi penyemangatku kalau bukan kamu? Dan akhirnya decitan rem pun terdengar, dan aku sudah sampai di rumahku.

"Terimakasih sudah mengantarku pulang." Aku tersenyum padamu.
"Aku minta maaf.. Dan aku yang seharusnya berterimakasih. Kamu sudah menemaniku selama hampir 2 tahun ini." Kamu kembali terlihat bersalah.
"Sudah, lupakan.." Aku tersenyum lagi, namun getir, karena aku menahan tangisku yang semakin ingin segera terurai.
"Aku berhutang padamu, untuk segala waktu yang kamu habiskan saat bersamaku." Dan kamu memberiku pelukan yang hangat, sangat hangat, untuk pertama dan terakhir kalinya. "Jaga dirimu baik-baik. Aku janji tidak akan pernah melupakanmu."
"Ya. Jangan lupa mengirimiku undangan pernikahanmu bersamanya ya." Candaku setelah kamu melepas pelukan hangatmu. Ah andai aku masih bisa mendapatkannya lagi. Aku tersenyum semakin getir dan sedih.
"Pasti.. Maaf atas waktumu yang.."
Aku memotong kata-katamu, "Waktu memang akan menjadi pembunuh kita. Dan aku sudah mengetahuinya dari awal. Aku bahagia karena waktu akhirnya menuntaskan tugasnya pada kita." Aku meluncur turun dari mobilmu dan memberi lambaian padamu. Aku menunggumu kembali melaju sebelum aku memasuki pintu rumahku.

***

Aku merasa mataku disengat oleh ribuan lebah, dan sekarang luncuran air mata mulai membasahi pelupuk mataku dan menuruni hidung serta meninggalkan jejak di pipiku. Waktu yang telah mempertemukan aku dan kamu, dan kini waktu yang telah membunuh kita. Aku masih merasakan pelukanmu di tubuhku, masih mendengar suaramu yang lembut di telingaku. Aku tahu kamu melakukannya untuk dia. Dan aku dengan sukarela melakukan ini untukmu.

Bodoh? Ya. Aku memang bodoh. Namun aku tidak cukup bodoh untuk mempertahankanmu di sisiku saat kamu masih ingin bersama dia. Aku cukup merasa pintar karena aku melepasmu yang tidak pernah benar-benar aku miliki dan melepas kesakitanku terhadapmu.

Read More
0 komentar

Menanti di Pelataran Harapan




Sore itu aku duduk2 di teras belakang rumah.sambil liatin ikan hias piaraan papa di kolam kecil samping teras.aku masih memikirkan kata2 Vicka teman baikku di sekolah “mau sampai kapan kamu menjalin hubungan terlarang kamu sama Dicky,inget grace kamu udah di jodohin sama Winston!”.”vick..aku itu masih 18 tahun pernikahan ku sama winston itu toh masih nanti kalo aku lulus kuliah.masih 5 tahunan lagi.aku cinta sama Dicky vick.aku gag cinta sama Winston.”..”bukannya aku maksa kamu say..tapi kasian dicky nantinya.kamu bisa lihat kan betapa dicky cinta sama kamu…gimana nanti kalo saat dicky semakin mencintai kamu,kamu malah menikah dengan orang lain.pikirin perasaannya dicky”. 

hhuuhh…..Aku menghela napas panjang.rumit nya kisah cintaku…aku hanya ingin bahagia dengan orang yang aku cintai kenapa sesulit ini.bulan depan aku sudah lulus dari SMA itu artinya aku akan ninggalin indonesia.karena mama dan papa ingin aku kuliah di singapore.di kampus yang sama dengan Wins..anak temen papa sekaligus temen kecil aku.orang tuaku dan Wins udah sepakat menjodohkan kami nantinya.awalnya aku setuju2 aja.tapi semenjak aku mengenal dicky semua berubah….. 


“Grace!! Ada telfon dari Wins”teriak mama dari dalam yang memecahkan semua lamunanku tentang dicky
“iya ma.. bentar”
“Halo Grace!”terdengar suara Wins dari seberang sana
“Hai Wins…tumben telfon aku”
“Tumben???bukannya emang 2hari sekali aku telfon kamu yaa??”
“oh eh I iya Wins..lupa..”jawabku gugup
“Lupa??kamu kenapa sih hun?ada masalah ya kok gak konsen gitu.apa aku ganggu kamu nih”
“oh…gak kok wins sory sory….lagi banyak pikiran nih biasa deg deg an nunggu pengumuman kelulusan”
“oh.kamu pasti lulus kok sayang percaya deh sama aku…”
“Wins sory nih aku ngantuk banget telfonnya besok lagi aja ya…muach ” 

Aku langsung menutup telfon wins,jujur aku merasa sangat bersalah pada wins.dia selalu baik sama aku.tapi aku malah kaya gini.aku menuju ke kamarku,aku rebahkan tubuh aku.aku mulai memejamkan mataku.setelah itu aku hanyut dalam khayalan ku tentang Dicky
Esoknya aku menemui Dicky aku ceritakan semua padanya.mulai dari perjodohan ku dengan wins dan tentang rencana papa yang mau nguliahin aku ke luar negri.aku kira dicky akan marah mendengar pernyataan aku,tapi dia malah memeluk aku, 


“aku gak peduli kamu mau menikah dengan siapa nantinya.yang pasti aku bahagia banget bisa merasakan cinta dari kamu.”aduhhh kenapa dicky malah bicara kayak gitu aku malah semakin merasa bersalah padanya
“kamu kenapa gak marah aja sih dik,aku malah jadi makin sedih denger kamu ngomong kaya gitu”
“ada suatu hal yang bikin aku gag sedih kamu punya wins,jadi aku bisa tenang sekarang karena ada yang mencintai kamu dan lebih bisa membahagiakanmu nantinya sayang.karena aku gak mungkin selamanya di samping kamu” 


“sayang…kamu ngomong apa sih??”jujur aku merasa ada yang mengganjal dari kata2 diky tadi.merasa sedih gak karuan.perasaan apa ini
“oiya sayang kamu tinggal 1 bulan kan disini.mending kita susun rencana2 aja yank.pokoknya 1 bulan ini harus kita isi dengan kenangan2 indah yang tak terlupakan.biar gak ada yang menyesal nantinya.okey?”
aku menganggukkan kepalaku,Diky tersenyum padaku,senyum yang aku rasa aneh..
1 bulan terakhirku di indonesia aku lewati berdua dengan dicky.jalan2 ke mall,piknik ke pantai,puncak,hampir semua tempat wisata di kota kami kunjungi.bahagia banget.aku semakin sayang pada dicky.dan semakin gak sanggup meninggalkan dia nantinya.Hari terakhir kami lewati di pantai.Sebuah pantai berpasir putih di tengah desa yang tidak banyak orang yang tahu. 


“sayang”kata dicky…”apa sayy…”jawabku .”apa pesan dan kesan kamu selama 1 bulan ini full sama aku??”
“ya ampunn kaya pelajaran bahasa aja deh kamu pake pesan dan kesan segala”
“hahaha….iya donk mau rekam nih sayang.aku udah bawa alat perekamnya nih”
“ihh ya ampun segitunya…ehmm apa ya…bingung sayang”
“ungkapin apa yang ada di hati kamu.ungkapin semua yang kamu pikirkan tentang aku.siap yaaa”
aku mulai mengungkapkan perasaanku 


“Dicky sayang…makasih banget buat 1 bulan yang indah ini ya.aku gak akan pernah melupakan kenangan kita ini.aku…sangat sangat mencintai kamu.lebih dari apapun dik.maafin aku gak bisa kasih cinta yang sempurna buat kamu.tapi jujur aku sangat ingin hidup berdua dengan kamu selamanya.maafin aku….”selesai aku bicara aku melihat mata dicky menahan air matanya.ya…Tuhan hancur banget rasanya liat dia nangis kaya gitu.aku merasa jadi orang paling jahat sekarang.aku memeluk dicky erat.dicky pun membalas pelukan aku. 


“Grace..kamu jaga diri baik2 ya…kamu harus bahagia.dengan atau tanpa aku sayang.meskipun aku gak ada di samping kamu.tapi aku selalu ada di hati kamu sampai kapanpun”kata2 dicky di ucapkan dengan sangat lembut bahkan nyaris tidak terdengar.tapi hati aku bisa merasakan kepedihan yang sangat dalam di hati dicky.
Besoknya adalah pesta perpisahan di sekolahku.tapi dari tadi aku gak lihat sosok dicky.perasaan kawatir pun muncul di hati aku.aku coba menghubungi ponselnya tapi gak aktif.aku telfon rumahnya pembantunya bilang dicky udah berangkat dari sejam yang lalu.astaga dia kemana.kenapa saat terakhir aku disini kamu malah gak ada dik.kamu dimana??sampai acara selesai dicky gak juga muncul di sekolah.aku berjalan pelan di koridor sekolahku.terbayang masa2 aku dengan dicky.tawa,canda,dan bahkan tangis menghiasi cinta terlarang kami.sayang kamu dimana…aku pengen meluk kamu untuk terakhir kalinya…..sampai di gerbang mama dan papa udah nunggu aku,aku harus berangkat ke singapore hari ini juga.aku menuju ke mobil sambil sesekali menoleh ke belakang berharap dicky datang menghampiri aku.tapi gak ada.aku masuk ke mobil.tapi pandangan ku tetap ke arah belakang.perlahan mobil aku mulai berjalan.belum lama mobil kami berjalan seperti ada yang memanggilku.”Dicky”seruruku 


“kamu kenapa grace..dicky siapa??”
“aku denger ada yang manggil aku mah”lalu aku menoleh ke belakang tapi gag ada siapa2 di sana.tapi hati aku yakin ada yang memanggilku dan itu suara dicky.aku gak mungkin salah.”gak ada siapa2 sayang”kata papa
Aku udah pasrah….mungkin Tuhan belum ijinkan aku bertemu dengan dicky…tapi aku berjanji pada diriku sendiri aku pasti kembali ke sini. 



***

2 tahun kemudian……..
aku mengambil cuti kuliah 1 bulan.dan memutuskan untuk pulang ke indonesia.aku kangen sama mama papa.dan yang pasti aku sangat merindukan dicky.seperti apa dia sekarang….senyumku mengembang membayangkan Wajah Dicky.gak sabar pengen langsung menemuinya.siang itu juga aku pamit sama mama mau pergi ke rumah vicka.sesampai di rumah vicka dia menyambut aku dengan kebawelannya yang khas.
“Gracee!!! Ya ampun kangen banget, kapan sampe sini kok gak kabar2 aku sihh..jahat banget,masuk dulu yuk” 


“iya iya tapi abis ini anterin aku ke tempat dicky yaa..”
Vicka terlihat kaget mendengar ucapan aku.perasaan ku mendadak gak enak.
“kenapa vick??kok kayaknya kamu kaget banget??”
“kita ceritanya di dalem aja yaaa”
sesampainya di dalem vicka suruh aku duduk di kamarnya.vicka kelihatan sangat serius.mau gak mau aku jadi semakin gak tenang 


“kenapa vik?ada apa sebenernya.dicky gak apa2 kan dia baik2 aja kan”
“Grace….maafin aku gak crita soal ini ke kamu.plis janji jangan marah”
“iya aku janji…”
Vicka mulai bercerita
“2 tahun yang lalu saat pesta perpisahan dicky gag bisa dateng ke pesta karena dia mau beliin kamu bunga tapi sayangnya dia malah kejebak macet..hapenya mati dan gak bisa hubungin kamu.saat kamu pulang selang beberapa menit aja dicky dateng dia lari ngejar mobil kamu.tapi mobil kamu terlanjur jauh.dicky teriakin nama kamu sekencang mungkin bahkan banyak yang lihat kejadian itu.lalu ada beberapa tukang ojek yang mangkal di depan sekolah.dicky minjem salah satu motor milik tukang ojek di situ buat ngejar kamu..tapii….”kata2 vicka terhenti.prsaan aku sangat gag karuan saat itu.”tapi apa vik?” 


“tapi naas dicky di tabrak truk dari arah samping grace…..”
“trus dicky gimana dia gak kenapa2 kan vik dia baik2 aja kan?”
“setelah kejadian itu dicky masih bisa bernafas grace.orang2 disitu bawa dia ke RS termasuk aku.aku nungguin dia sampai sadar.ayah dan ibunya gak ada yang dateng.sekitar 1 jam kemudian dokter keluar.dokter bilang dicky ingin ketemu aku”aku masuk ke kamar UGD.aku lihat nafas dicky udah tersengal2 grace.dia nitip tape recorder ini buat kamu.dia bilang aku harus jaga kamu.karena dia udah gak bisa lagi jaga kamu.setelah dia mengatakan hal itu.Nafasnya berhenti grace..Dicky udah gak ada.dia udah tenang di sana sayang….” 


Aku terdiam…tubuh aku jadi sangat lemas mendengar cerita vika.
“grace jangan diem aja kalo mau nangis, nangis aja gak apa2”
“DICKY!!!!!!!!!!kenapa secepat ini vick…aku belum bisa ngebahagiain diaa”aku nangis sejadi2nya.menyesal,dan kecewa kenapa di saat terakhir dicky aku gak ada di sampingnya….andai saja waktu itu aku bisa menunggunya sebentar saja pasti gak akan kayak gini jadinya.andai saja waktu aku mendengar suaranya aku mau berhenti! 


Aku menerima rekaman pemberian dicky dari vika.setelah itu vika mengantarkan aku pulang.
aku masuk ke kamarku.aku rebahkan tubuhku.aku ambil rekaman dari dicky.aku putar perlahan….ternyata itu adalah rekaman suaraku waktu di pantai di hari terakhir aku bertemu dengannya.aku dengarkan sampai selesai.saat kata2ku di dalam rekaman itu selesai aku meletakkan nya di dada ku.tapi ternyata masih ada suara lagi.ternyata dicky menambahkan isi rekaman itu denagn kata2nya. 


Dicky::Grace sayang….mungkin memang kisah cinta kita gak sesempurna yang kita inginkan.tapi kamu adalah yang tersempurna yang pernah aku miliki.aku mencintai kamu melebihi diriku sendiri.suatu saat nanti kalau kita ketemu mungkin kamu udah mengendong anak kamu dengan winston yang manis2.dan aku akan memandang kamu dari jauh sayang.aku ikut tersenyum untuk kebahagiannmu.I love You My Princess… 


Ya..Tuhan..penyeslan yang teramat dalam aku rasakan sekarang…..
Dicky…aku janji aku akan bahagia buat kamu.tenang di sisiNya ya sayang…..I love You My Soumate…..
3 tahun kemudian aku akhirnya menikah dengan Winston.kami di karuniai 2 anak….dan memutuskan untuk menetap di singapore.tapi dicky…selamanya kenangan akan dia tidak akan pernah hilang……
Love U Dicky….


Read More
Rabu, 24 Juli 2013 0 komentar

Maaf Untuk Selamanya






Indahnya cinta kurasa , tetapi tak seindah yang kukira . malam semakin malam, tanpa ada dirimu disisi. ku mohon pada dirimu jangan dustai hati dan cintaku. Kasihku hanyalah dirimu , kasihku aku cinta padamu .Lembut nya embun pagi menyapa hati dan cintaku , seolah tak berhenti berharap akan cintamu. Manisnya cintamu dan indah senyum bibirmu menambah rasa cintaku kepada dirimu . dunia maya adalah awal cerita kita yang tak pernah kulupa sepanjang hidupku . perkenalan ku dengan dirinya membawa arti kebahagian dalam hidupku. Perbedaan pendapat membawa kita pada jurang kehancuran.

Maaf ini sudah menjadi keputusan ku dan harus pergi untuk kesekian kalinya , dan aku pun tak bisa berbuat apa – apa hanya kata maaf ku bisa ku ucapkan padamu.

Jujur ,kau telah melukai hati perasaanku , sehingga hidup ku kehilangan arah tujuan dan membuat suram hidupku.

En, kenapa kau membohongi ku, apa kau tidak iba akan diriku. Maafin aku? Janji- janjimu semua palsu .
Aku sedih melihat kamu tak setia pada ku .

Walau rasa sayangku begitu besar kepada mu. tapi itu percuma ,kamu seakan tak menghiraukan aku lagi.
Malam Tahun baru 2011 adalah malam begita saklar .makna pergantian tahun . karna,ini juga termasuk sangat bermakna dalam hubungan kita bina selama ini .semua serba baru .

Kamu dimana ? loh ko , kenapa kamu pulang ke Depok sih . oya udah , kalau kamu mau malam tahun baruan bersama keponakanmu.

Bergegas aku mencoba mengecek ketempat kost an mu di bilangan Rawamangun .apa benar dia pulang ke depok atau membohongiku.

Aku gak yakin Eni pulang ke depok , rasa bimbang dan gak yakin tercurah dalam perasaan ku ini.loh ko, ternyata dia membohongi ku , ku melihat sendalnya berada ditempat kerjanya .tanpa berpikir panjang aku ketuk pintu kantornya , dia tampak kaget memandang diriku .hubungan yang terjalin selama 4 tahun dirusak oleh dia sendiri. membina hubungan begitu lama, akhirnya dia berkhianat tertangkap basah dengan rekan kerjanya sedang berdua an dalam kantor.

Keluar kamu, dia tampak bingung memandang ku dan penuh rasa bersalah karna telah berbohong.

“Ayo, kita jalan ?
“Bergegas keluar dan meninggalkan kantor ?
“Pucat terlihat dalam raut wajahnya?

Sadar dia telah berbohong , pembicaraan selalu dialihkan .kamu kenapa bohong? Jujur ini terasa mimpi , dibohongi pasangan adalah sesuatu paling najis . Masih terasa luka oleh perilaku dia semalam , ternyata aku belum percaya 100%.

Walau pun diriku sedang libur , aku coba menyatroni tempat kost an untuk kali ke dua.rasa kepercayaan ku mulai luntur , tak kala dia tertangkap basah lagi . rekan kerjanya yang juga kenal denganku , Nampak datang ke tempat kost nya . aku gak tinggal diam, 500 menit ku mengawasi .akhirnya ku datangi kost an nya terjadi keributan , sayang tangan ku dipegang nya sehingga tak terjadi perkelahian antara hasim dan aku . merasa tertangkap basah untuk kali ke dua , dia nampak pucat terlihat diwajahnya.

Jujur dengan kejadian itu , aku benar gak bisa memaafkan dia ? rasa kepercayaan ku hilang seketika dan larut dalam kekecewaan .

Meski pun sudah hilang rasa cintaku . tetapi aku memandang dia , mungkin itu semua sesuatu ke khilaf an dan bisa diperbaiki kembali. Aku pun mencoba mengunjungi dia ke kost an nya dengan maksud main dan sekalian meminta maaf atas sikap ku yang arogan .sayang , maksud baik ku ga direspon dengan baik ,aku ditinggal sendiri di teras kost an nya.

Ku telpon ponselnya selalu di matikan ? Ku sms ga ada balasan?

Hingga akhirnya , mungkin aku harus pergi dari hati dan cintanya selamanya dan menatap esok hari yang lebih cerah. Pergi dengan perasaan galau terasa dalam hati ku . tak ada keindahan yang tercipta dunia seakan gelap menjadi gurita .

Mendengar ku tidak ada di Jakarta . dia pun mencoba menghubungi diriku
“hallo, kamu dimana ?
Maaf , aku sudah berada di luar kota sekarang?
“eh , kenapa kamu pergi ? segera balik , saya tunggu kamu di kost an sekarang.
“maaf ga bisa , aku sudah di Jawa ?
“oya , udah kalau itu mau kamu sih?

Kegagalan dalam bercinta bukan berarti kiamat , akan tetapi kegagalan adalah sebuah pengalaman dan harus dicarikan solusinya. Hari – hari yang indah kini telah hilang. Ku coba menjalani kehidupanku dengan rasa tegar walau terkadang rasa kesepian hinggap dan selalu menghantui pikiranku.

Gambaran cerita ini mungkin sedikit dari sekian banyak cerita hidup yang bisa di jadikan renungan.sehingga kita dapat belajar tentang arti sebuah cinta .karna, setiap manusia tidak ingin gagal dalam menjalin hubungan asmara.semoga kita lebih mawas diri dan menjaga hubungan jalinan kasih dengan pasangan kita.
Sekarang antara aku dan dia tidak ada kontek ?mungkin dia sekarang sudah menjalin cinta dengan yang lain dan menghasilkan Buah cinta yang menghasilkan kasih sayang,,


Read More
0 komentar

My MP3

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info