Silahkan Saja

Kadang aku memilih beberapa hal yang salah. kadang aku memutuskan untuk melalui jalan yang salah.

Aku selalu mempunyai pilihan dalam hidup. Pilihan untuk maju atau mundur, bertahan atau melepas, sakit atau bebas. Aku selalu punya pilihan atas hidupku.
Matamu melihat, namun buta akan hadirku.

Telingamu mendengar, namun tuli akan perhatianku.

Bibirmu bicara, namun bisu akan sapaanku.

Tanganmu bergerak, namun kaku akan tangisku yang butuh pelukan.

Aku penasaran, apa kamu hanya bermain peran di hadapanku? Kamu memainkan peran seolah-olah kamu membutuhkan aku lebih dari siapapun, kamu muncul di hadapanku, menebar senyum dan kebaikan, hanya untuk memperoleh perhatianku lalu kamu akan menghempaskannya.

Aku penasaran apa yang kamu rasakan saat kamu berhasil menarikku, menjebak aku ke dalam pesonamu, memenjarakan hatiku dan membuatnya menjadi serpihan debu.

Aku penasaran apa yang kamu rasakan setiap aku menulis tentangmu, menulis tentang sesuatu yang aku harapkan menjadi kita, menulis tentang betapa aku menginginkanmu, menulis betapa aku berharap kamu akan datang suatu saat nanti.

Aku ingin tertidur.

Aku ingin tertidur untuk melupakanmu, aku ingin tertidur untuk membuatku nyaman akan semuanya, aku ingin tertidur untuk menghapus kutukanmu. Aku ingin bermimpi, ingin menghentikan kekonyolan ini meskipun dalam mimpi




"Akan selalu ada saatnya hati menjadi retakan bahkan pecahan.."

Aku tidak menjanjikan sesuatu yang lebih atas diriku. Aku pun selalu ingat bahwa hatiku bukan sebuah besi yang tidak akan dengan mudah hancur. Aku selalu menjaga agar hatiku tidak meleleh dengan mudah, begitu pula dengan kekokohan hatiku, akupun selalu menjaganya agar tidak mudah retak.
Tapi hatiku bukan air yang tidak pernah habis. Bukan pula udara yang dihembuskan secara gratis. Aku selalu ingin menjaga keutuhan hatiku, aku juga selalu mencoba untuk menjaga agar hatiku bisa menyelimuti kegelisan di seluruh tubuhku.

Aku mulai lelah.. Aku mulai tidak sabar melihatmu. Aku sudah bosan dengan segala janji dan ucapanmu. Aku sudah tidak ingin menjadi bantalan di hatimu.

Salahkah aku jika aku meminta kejelasan atas hubungan kita?

Ada saatnya hati kita akan merapuh, memudar, melemah dan enggan untuk bertahan. Aku rasa aku telah mencapai puncaknya. Aku sudah lelah dan enggan lagi bertahan dengan sikapmu.
Aku terpaksa melupakanmu di saat aku mulai menikmati rasa sayangku terhadapmu.

Apa kamu sadar aku selama ini di sampingmu?

Mungkin kamu lupa bahwa hanya aku, satu-satunya yang dengan rasa bebal mampu mendengar airmatamu, mampu menerjemahkan sakit hatimu, dan mampu menerimamu yang masih memiliki obsesi terhadapnya.
Aku bukan malaikat yang dengan semua kelebihannya bisa terus berada di sisimu dan menerimamu terus menerus yang masih belum membuka hatimu seutuhnya untukku. Aku tahu hatiku telah berusaha sebisa mungkin untuk menahan semua ini.

Kamu harus tahu, hatiku sudah tercemar radiasi nuklir dari ledakan amarahmu saat dia mengabaikanmu. Hatiku sudah tercampur dengan limbah airmata saat dia meninggalkanmu dengan harapan kosong.

Kamu lebih memilihnya bukan daripada aku? Berarti kamu harus siap untuk kehilangan sosokku. Aku penasaran apa ada sosok lain yang mampu bertahan seperti aku bertahan sekuat tenaga mengerti posisimu.

Aku telah membiarkan kamu membentuk retakan kecil di hatiku, salahku. Tapi aku tidak akan membiarkan pecahan hatiku jatuh karena sikap bodohku mempertahanku.

Terimakasih telah memberi asupan perhatian padaku, mendonorkan pundakmu untuk menahan tangisku. Tapi aku berhenti sekarang.
Silakan kejar dirinya, dan jangan pernah pedulikan aku lagi. Aku selesai denganmu.

Selasa, 03 September 2013 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

My MP3

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info